Dua pria di Malaysia Airlines yang menggunakan paspor palsu diduga warga negara Iran. Mereka ditenggarai telah menggunakan paspor hasil curian untuk DAPAT berimigrasi ke Jerman dan Denmark.
Menurut laporan televisi BBC Persia, teman dari kedua orang itu juga mengaku mengundang keduanya ke Kuala Lumpur beberapa hari sebelum berangkat ke Beijing. Mereka juga diyakini telah membeli paspor di Kuala Lumpur serta tiket ke Amsterdam via Beijing.
Dua pria di Malaysia Airlines yang menggunakan paspor palsu diduga warga negara Iran. Mereka ditenggarai telah menggunakan paspor hasil curian untuk DAPAT berimigrasi ke Jerman dan Denmark.
Menurut laporan televisi BBC Persia, teman dari kedua orang itu juga mengaku mengundang keduanya ke Kuala Lumpur beberapa hari sebelum berangkat ke Beijing. Mereka juga diyakini telah membeli paspor di Kuala Lumpur serta tiket ke Amsterdam via Beijing.
Koran Inggris Financial Times telah melaporkan, berdasarkan informasi dari agen perjalanan Thailand, pengaturan perjalanan diminta melalui koneksi Iran.
Benjaporn Krutnait, pemilik agen perjalanan di Pattaya Grand Horizon juga mengatakan, kontak bisnis dilakukan oleh Ali yang memesan tiket penerbangan murah ke Eropa untuk kedua orang itu pada 1 Maret lalu.
Surat kabar itu juga mengatakan, awalnya Benjaporn mencari tiket dari Qatar Airways dan Etihad. Namun, akhirnya dibatalkan. Demikian dilansir dari themalaysianinsider, Selasa (11/3).
Kemudian Ali menghubungi kembali pada hari Kamis. Akhirnya, Benjaporn telah memesan tiket melalui Beijing MAS karena itu adalah tiket termurah yang tersedia.
The Financial Times juga melaporkan, seorang teman dari Ali membayar tunai untuk dua tiket. Namun belum ada bukti jika Ali mengetahui kedua pria temannya tersebut pergi menggunakan paspor curian.
Benjaporn juga mengatakan, dia tidak percaya Ali berkomplot dengan terorisme karena tidak meminta rincian untuk memesan tiket perjalanan Kuala Lumpur-Beijing. Tetapi Ali meminta untuk rute termurah ke Eropa.
Benjaporn juga mengatakan, dia takut berbicara karena ada spekulasi tentang serangan teroris dikaitkan dengan hilangnya MH370. Dia hanya berharap sejumlah fakta terungkap untuk dapat mengetahui hilangnya pesawat tersebut.
Sebelumnya, dua pengguna paspor palsu disebut telah memiliki wajah Asia. Tetapi tak lama kemudian dibantah pejabat Malaysia, yang menyebut salah satu pemilik paspor palsu itu berwajah mirip pesepakbola Italia Mario Balotelli.
Dalam Sebuah Buku Tertulis bahwa mansia terbagi menjadi 2 jenis berdasarkan penyelesaian
terhadap suatu masalah,
MANUSIA EKST
Dalam Sebuah Buku Tertulis bahwa mansia terbagi
menjadi 2 jenis berdasarkan penyelesaian terhadap suatu masalah,
MANUSIA
EKSTERNAL
adalah manusia yang selalu memandang sesuatu yang terjadi padanya sebagai
akibat keadaan yang terjadi diluar dirinya, manusia eksternal beranggapan bahwa segala sesuatu
yang menimpa dirinya disebabkan oleh keadaan eksternal yang terjadi diluar dirinya. Manusia
eksternal selalu berfikir keadaan yang mengontrol dirinya, bukan dirinnya yang mengontrol
keadaan, MANUSIA YANG SELALU MENYALAHKAN KEADAAN. Contoh kecilnya saat kalah bermain sepakbola,
menurutnya yang salah adalah lapangan atau wasitnya.
MANUSIA INTERNAL
yaitu manusia yang menanggapi sebuah masalah berlawanan dengan manusia eksternal. Manusiayang
berfikir bahwa dirinyalah yang harus mengontrol keadaan, tidak mau kalah dengan keadaan. Manusia
Internal akan melihat terlebih dahulu apa yang salah pada dirinya, bukan yang lantas menyalahkan
keadaan.
You are the driver not a passenger in life
y NEIL GENZLINGER
Frontline
Frontline An installment of this PBS program looks at the effects of Ebola on Liberia and other countries, as well as the origins of the outbreak.
The program traces the outbreak to its origin, thought to be a tree full of bats in Guinea.
By NEIL GENZLINGER
A variation of volleyball with nine men on each side is profiled Tuesday night on the World Channel in an absorbing documentary called “9-Man.”
Television
By KATHRYN SHATTUCK
“Hard Earned,” an Al Jazeera America series, follows five working-class families scrambling to stay ahead on limited incomes.