saco-indonesia.com, AL
(17), salah satu korban pelecehan yang dilakukan AD, Kepala Sekolah SMK 4 Bandung, mengaku
diiming-imingi pelunasan tunggakan iuran sekolah (SPP) jika mau melayani nafsu AD.
BANDUNG, KOMPAS.com — AL (17), salah satu korban pelecehan yang dilakukan AD, Kepala Sekolah SMK 4 Bandung, mengaku diiming-imingi pelunasan tunggakan iuran sekolah (SPP) jika mau melayani nafsu AD.
AL menuturkan, saat pelecehan tersebut berlangsung, dia sedang berada di ruangan AD. " Waktu itu dipanggil sama Bapak ke ruangannya. Dia nanya SPP sudah lunas atau belum. Saya bilang belum. Kalau belum lunas, nanti dilunasin semuanya," kata AL menirukan ucapan sang kepala sekolah di ruang Wakil Wali Kota Bandung, Senin (3/6/2013).
AL pun terkejut ketika sang kepala sekolah mengajukan persyaratan jika uang sekolahnya mau dilunasi. AD meminta AL untuk melayani nafsunya di ruangan tersebut. "Saya menolak tawaran Bapak untuk melunasi. Tapi dia terus maksa saya," ujar AL.
Masih terus memaksa, AL mengaku lebih terkejut lagi, ketika mendapati celana sang kepala sekolah sudah merosot. Berada di bawah ancaman AD, AL mengaku takut untuk berteriak meski rasa takutnya sudah memuncak.
"Dia sudah buka celana. Saya makin takut. Akhirnya saya cari kesempatan dan bilang mau ke toilet. Sebenernya dari awal udah ingin berontak tapi takut. Alhamdulillah tidak sampai kejadian," ujarnya.
Lebih lanjut AL mengatakan, ancaman yang diberikan oleh AD memang bukan ancaman penganiayaan atau pembunuhan. Sang kepala sekolah hanya mengancam akan mengeluarkan murid kelas 3 audio video itu dari sekolah, jika berani mengungkap kasus ini kepada orang lain.
"Namanya juga murid, pasti takut sekali kalau di DO, sama takut dibilang bohong juga. Tapi akhirnya saya berani bilang ke sahabat saya saja," paparnya.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak lima orang siswi SMK 4 Kota Bandung yang diduga telah dilecehkan oleh kepala sekolahnya, mengadu ke Pemerintah Kota Bandung.
Kelima orang sisiwi yang telah membuat pernyataan secara tertulis itu adalah AL (17), M (16), CD (17), NS (16) dan NN (17).
Mereka mengaku mendapat perlakuan tidak sononoh dari AD. "Kita kemari ingin melaporkan kejadian pelecehan ini kepada Wali Kota Bandung. Ini telah mencoreng nama Kota Bandung sebagai kota agamis dan mencoreng dunia pendidikan. seharusnya kepala sekolah menjadi seorang teladan bagi muridnya," ucap Wakil Ketua Lembaga Cegah Kejahatan Indonesia (LCKI) Sunatra saat mendampingi orangtua dan siswi korban pelecehan di Kantor Wakil Wali Kota.
Editor :Liwon Maulana
Sumber:Kompas.com
saco-indonesia.com, Nasib nahas telah menimpa seorang bocah Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tugu Utara 22, Muhammad Badrul Tamam yang
saco-indonesia.com, Nasib nahas telah menimpa seorang bocah Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tugu Utara 22, Muhammad Badrul Tamam yang berusia (7) tahun. Bocah kelas 2 SD tersebut tewas setelah terlindas truk kontainer yang bernomor polisi B 9899 UEH di Jalan Kratmat Jaya, Koja, Jakarta Utara, Selasa pagi.
Akibat dari kecelakaan yang terjadi sekitar pukul 09.45 WIB pagi, telah mengakibatkan kepala Badrul pecah terlindas kontainer. Sang Ibu mengerem secara mendadak sepeda motor Honda Spacy biru B 3535 UAX untuk dapat mengindari lubang sedalam 20 sentimeter.
Salah satu guru Badrul, Yasin juga mengatakan, dirinya pertama kali telah mendengar kabar tersebut dari seorang guru lainnya di SDN 23 yang tidak jauh dari lokasi.
"Kebetulan ada guru olahraga SDN 23 yang pas mau berangkat ke sekolah ketika di Jalan Kramat Jaya dia lihat ada keramaian pas dilihat ternyata ada kecelakaan anak sekolah pakai baju sekolah SDN 22 tapi dia gak ngenalin wajahnya, kemudian dia langsung ke sekolah dan nemuin pimpinan kemudian saya langsung ke Rumah Sakit Pelabuhan Jakarta Utara," jelasnya, Selasa (28/1).
Selain itu, Yasin juga menuturkan, memang setiap hari sang ibu selalu mengantar dan menjemput anaknya ke sekolah, namun baru kali ini sang anak terlambat sekolah padahal jam masuk sekolah pukul 09.00 WIB.
"Baru mau berangkat sekolah, jam masuk sekolah itu pukul 09.00 WIB pagi , dia memang setiap hari dianter Ibunya ke sekolah. Harusnya memang sudah masuk tapi baru kali ini telat," tandasnya.
Saat ini sang ibu telah mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Pelabuhan, Jakarta Utara karena telah mengalami luka-luka dan shock berat atas kejadian tersebut. Sedangkan jasad sang anak dibawa langsung ke RSCM untuk identifikasi lebih lanjut.
Editor : Dian Sukmawati